Diputusin itu rasanya . . .




"Kita putus ya . . ."
"Tapi kenapa? apa aku buat salah sama kamu?"
"Aku mau fokus belajar"
"Yaudah, aku akan tunggu kamu sampai selesai fokus belajar"
"Hidup adalah belajar, jadi selama aku hidup aku fokus belajar"
"#@%#@%#"

Ugh, di mana-mana, yang namanya diputusin udah pasti membuat kamu merasakan berbagai gelombang perasaan negatif yang menghampiri diri kamu tanpa bisa dikendalikan. Kenapa begitu? Karena pepatah yang menyatakan lebih baik sakit gigi daripada sakit hati itu kadang ada benarnya juga. Siapa juga sih yang mau gagal membina hubungan? Ke mana semua perasaan cinta yang ada sejak semula pergi menghilang? 

Kalau kamu termasuk ke dalam orang-orang tabah yang pernah mengalami yang namanya diputusin, Hal-hal ini pasti pernah kamu lalui selama kamu baru diputusin, atau malah masih sampai sekarang? hehehe, jangan baper 

Sebelum itu ayo kita bagi perasaan saat putus ini menjadi 2  fase, yaitu sebelum dan sesudah 

Sebelum putus, awalnya, kamu nggak ada prasangka apapun hubungan kamu bakal kandas, sampai suatu waktu untuk pertama kali kamu mendengar dia bilang kalimat pembuka yang sangat khas "Aku mau ngomong sesuatu...", perasaan kamu pun langsung nggak enak, kamu menerka-nerka apa yang bakal dia bilang ke kamu, dan kamu pasti memikirkan kemungkinan-kemungkinan negatif yang menghampiri pikiranmu saat itu
Tapi, kamu masih berusaha menepis kemungkinan yang ada dan memilih untuk berpikiran positif. Kamu masih percaya, kamu dan dia punya cerita yang belum pantas disela.

Tapi, saat dia melanjutkan dan menyelesaikan kalimatnya buat minta putus baik-baik
Maaf ya beb, tapi kita udah nggak bisa lanjutin lagi hubungan ini
sepertinya jantung kamu copot dan sedikit kelewatan detak. Kamu jadi paham kalau yang kamu perkirakan tadi memang benar adanya dan masih berusaha mengumpulkan kesadaran bahwa ini memang benar terjadi.

Beda rasanya kalau kamu putus hubungan karena bertengkar, kamu akan digelayuti rasa gengsi yang nggak mau mengalah demi hubungan yang terselamatkan. 

Jadi kamu gitu? kamu udah nggak sayang sama aku? yaudah kita putus!Oh yaudah, siapa juga yang masih pengen pacaran sama cewek possesif kayak kamuJadi selama ini kamu anggap aku possesif? pokoknya kita putus, jangan pernah hubungi aku lagi*Cklek (Hp nya dimatiin) 

Menurut kamu, keputusan itu sudah benar. Memang lebih baik putus daripada berlarut-larut. saat itu kamu merasa paling benar, dan ideologimu sama sekali sudah berbeda dengan nya, tanpa pikir panjang, kamu pun langsung menerima hubungan yang sudah kamu rajut dengan dia helai demi helai terputus *eaa

Satu hari dua hari, kamu begitu yakin kamu baik-baik saja. Kamu ternyata bisa tuh, tanpa dia. Kamu justru bangga udah putus dari dia. Kamu merasa penuh energi dan siap menyongsong lembaran kehidupan yang baru, minus dia.

Memasuki hari ketiga, kamu mulai tidak bisa memungkiri perasaan kehilangan dan sepi yang mulai merayap naik. Kamu mulai kehilangan fokus dan jadi lebih sering mengecek smartphone kamu, berharap mendadak menemukan pesan singkat dari kekasih yang sekarang berstatus mantan yang mengungkapkan kerinduan. Tapi, impossibruu, gak mungkin. 
tapi kamu tetap aja kekeuh ngecek tuh smartphone walau tau hasilnya tetap sama saja, miris.

Hari keempat dan selanjutnya, rasa kehilangan dan kesepian semakin intens, dan kamu makin yakin keputusan kalian untuk mengakhiri hubungan adalah kesalahan. Kamu mulai sadar bahwa hari itu kamu terlalu terbawa emosi, egois. Kamu ingin minta maaf. Tapi, kamu masih terlalu gengsi buat menghubungi dia duluan. Di dalam pikiran kamu, biarlah dia yang menghubungi duluan, kalau dia benar-benar mau, walau dihati kecilmu kamu benar-benar menginginkan dia kembali.



Lepas seminggu, kamu mulai khawatir. Kamu bertanya-tanya kenapa kamu nggak kunjung dihubungi. Apa memang ini akhirnya? Apa benar seminggu yang lalu kamu putus dengan dia? kamu pun diliputi rasa galau yang gak jelas.

Kamu pun (akhirnya) menelan rasa gengsi, dan kamu menelepon atau sekedar chat. 

Hai, apa kabar?BaikLagi apa?NontonUdah makan?UdahOoh*read*

Masih belum rela untuk menerima fakta bahwa kamu diputusin. Kamu pun merasa perlu mendengar sekali lagi dari mulutnya sendiri kalau kisah kalian sudah berakhir. Setelah itu, baru kamu bisa menelan kenyataan pahit itu tanpa mempertanyakan apapun lagi.

Kamu yakin apa yang kamu bilang minggu lalu?Bilang apa?Kamu putusin akuIya, lagian kamu juga yang mau kan, emang kenapa?Nggak kok, cuman nanya

Kamu pun merasa butuh menumpahkan isi hati kamu. Kamu ingin berganti suasana. Kadang kamu ingin sendirian, seringkali juga kamu ingin ditemani oleh orang-orang terdekat kamu supaya nggak kepikiran. Tapi, seringkali ingatan mengenai dia datang sendiri tanpa diundang.
Contohnya kamu nanya jam nih sama temen kamu

Nanti kumpul jam berapa? Jam 15, jangan lupa yaJam 15? *ingat tanggal jadian*Iya jangan lupa ya*jangan lupa* I...iya kok, gak lupa *mata langsung berkaca-kaca*
Pikiran mengenai dia sangat menguasai pada saat kamu lagi sendiri dan berkutat sama pikiranmu sendiri, contoh lain pas lagi mandi.
Mandi bahkan menjadi salah satu kegiatan favorit kamu karena kamu punya privasi penuh dan bisa tenggelam dalam pikiran kamu dengan harapan jadi lebih fresh sesudahnya. Kadang, kamu juga bisa nangis di kamar mandi dan keluar dari kamar mandi dengan segar tanpa terlihat habis menangis. Di sinilah tempat aman kamu, untuk menyegarkan nggak hanya tubuh kamu dari penat, tapi juga pikiran kamu.



Kamu perlahan beranjak dari kondisi patah hati dan sedih kamu menjadi lebih kuat dan punya cara pandang yang baru terhadap dunia sekitar kamu. Ternyata, kamu emang kuat kok, dan kamu bisa memulai kembali. itu hanya tergantung sugesti kamu aja, ya walau memang terkadang sugesti itu nggak bisa dikendalikan dan malah bikin makin buat kita kangen mantan.

Setidaknya setelah serangkaian peristiwa itu. Hanya kamu yang pernah diputusin yang pernah belajar tentang kehilangan dan menemukan kembali diri kamu seutuhnya. Tanpa sadar, kamu bisa bangun di hari yang baru dan merasa sangat beruntung. Selamat menempuh lembar kehidupan yang baru, ya! Jangan lupa move-on :v

Referensi : IDNtimes


Share this

Related Posts

Previous
Next Post »