one year and two days after I know and met you, you are still the same person

Sebelum membaca tulisan ini, kamu disarankan untuk membacanya sambil denger lagu Endah n Rhesa - Untuk Dikenang . 

Halo! Sudah lama ya aku tidak menulis cerita untukmu .
yah akhir-akhir ini soalnya tidak ada yang menarik untuk ditulis, semua yang terjadi di beberapa hari ini tak jauh beda dengan hari-hari kemaren, jadi tidak ada kejadian menarik untuk ditulis .

Tapi, tiga hari yang lalu tepatnya tanggal 20 Maret aku mendapat notifikasi di facebook .
Anda memiliki kenangan bersama pada hari ini, lihat lebih lengkap . .
Karena memang sudah kebiasaanku untuk membuka semua notifikasi yang ada di facebook, maka aku buka kenangan bersama tersebut, dan ternyata sudah satu tahun, setelah kita saling kenal. dan aku pun tertawa karena melihat status facebook yang kubuat pada hari itu
Aku pun teringat pada hari itu, hari dimana kita kenalan. saat itu aku tak punya perasaan atau pun harapan padamu, aku hanya menganggap mu adik kelas dari sekolah lain nggak lebih. mungkin kamu lupa, tapi awal mula kita berkenalan dapat kamu baca pada ceritaku sebelumnya: Aku, dirimu dan waktu
Kemudian pada hari itu, 20 Maret 2015, dimulailah kisah ini. kisah dengan awal yang tak terduga yang berakhir tak terduga pula.

Mari kita kembali pada kisaran 2 minggu yang lalu, tepatnya tanggal 11 Maret 2016
Sekian lama aku melihatmu dengan kacamata yang berdebu, hari itu akhirnya semua debu itu hilang dan aku bisa melihatmu dengan jelas.
hari  itu aku benar benar mendapatkan kesempatan untuk mengungkapkan segala yang mengganjal dihatiku, segala keraguan yang ingin aku tanyakan padamu dan segala sesuatu yang membuatku akhirnya bernafas lega.

Mungkin saat itu kamu mengira aku sudah membuang jauh yang namanya cinta terhadapmu. saat ini ketahuilah, bahwa saat itu aku masih cinta padamu, saat itu aku bahagia berada disampingmu, saat itu aku bahagia melihat tawa dan senyum mu, dan saat itu aku menikmati setiap detik kejujuran yang kamu ucapkan padaku. kata demi kata dengan mudah terlontar di pembicaraan kita saat itu, walau terkadang sakit mendengar kenyataan yang kamu ucapkan, setidaknya akhirnya aku tau apa yang sebenarnya.

HARAPAN

itulah satu-satu nya kata yang benar-benar menyakitkanku. dari hari pertama kita bertemu sampai saat ini, kamu hanya mempermainkan itu didepanku. kamu dengan seenaknya bilang
Bukannya begitu, aku hanya tak ingin kamu berharap kepadaku
Tau apa kamu tentang harapan, saat itu aku ingin sekali membantah perkataanmu. harapan akan selalu ada selama kamu masih berharap. tetapi tidak, jika aku lakukan itu, kamu akan menjauhiku lagi, kamu nggak akan mau ngobrol denganku lagi, kamu nggak mau melihatku lagi. andai kamu tau, saat ini aku benar-benar tidak butuh yang namanya pacaran atau apalah, sesuai dengan lagu Raisa- Jatuh Hati :
Kuterpikat akan tuturmu, aku tersihir jiwamu
Terkagum pada pandangmu, caramu melihat dunia
Kuharap kau tahu bahwa ku terinspirasi hatimu
Ku tak harus memilikimu, tapi bolehkah ku selalu didekatmu?
Yaps, aku cuman ingin berada didekatmu, tertawa bersama-mu dan melihat dunia secara bersama-sama. tapi sepertinya kamu nggak mengerti itu.
Tapi saat ini, aku tidak peduli lagi dengan itu, seseorang teman baik ku Vani sempat-sempatnya saat ujian berkata :
Saat ini, susah cari orang yang rasa sayangnya tulus. kebanyakan sekarang orang menyukai seseorang untuk status saja, untuk kepuasan emosional semata, strata tingkat sosial yang membuat kita dikenal orang, atau hanya gengsi karena yang menyukaimu adalah cewek cantik incaran para cowok satu sekolahan. saat itu kebanyakan orang akan benar-benar menyukai orang tersebut hingga suatu waktu, waktu dimana kebanyakan orang tersebut bertemu dengan yang lebih dari orang yang ia sukai sebelumnya atau ketika orang yang disukainya tersebut dianggap tidak mengerti dirinya atau tidak sejalan dengan nya, dan dengan mudah, kebanyakan orang tersebut meninggalkan yang lama kemudian berusaha mati-matian untuk yang baru. Tapi kamu beda, kamu tulus dalam mencintai, seandainya orang yang kamu sukai tidak sependapat denganmu, kamu akan berusaha mengikuti pendapatnya, kamu berusaha berjalan beriringan bersama walau kamu tau bukan jalan itu yang kamu inginkan, dan disaat kamu tau jalan dimana kamu dan dia berjalan salah, kamu segera menariknya untuk kembali kejalan yang semestinya. tetapi dia tidak melihat ketulusanmu itu, dia hanya melihatmu sebagai cowok yang menginginkan dia jadi pacar saja, padahal sebenarnya bukan. saranku tinggalkan saja dia, dia tidak pantas untukmu. tenang saja, takkan ada penyesalan didalam dirimu, bahkan dia yang akan menyesal suatu hari nanti, karena apa? karena kamu telah meninggalkan orang yang tak melihat ketulusanmu sementara dia telah meninggalkan orang yang benar-benar menyayanginya dengan tulus, dia pasti menyesal. masih banyak cewek lain yang akan membuka matamu, kalau tidak sekarang mungkin saat kuliah nanti, tenang saja .
Yah kata-katanya ada benarnya, walaupun sudah mungkin ratusan kali orang mengatakan padaku, tapi kali ini aku benar-benar akan pergi.
Mengapa? karena sudah tak ada lagi alasan aku untuk tetap bertahan, yang ada alasanku untuk pergi.

Alasan nya sederhana .

Beberapa hari yang lalu, setelah percakapan kita, aku mencoba mengirim mu pesan, dan kamu membalas nya dengan reaksi positif, bahkan kali ini kamu membalas pesan-pesanku seperti aku adalah orang yang sudah kamu kenal sejak lama, kita bertukar pesan setiap hari, saling menanyakan kabar, saling menyemangati, saling ejek, dan saling yang tak dapat kuucapkan satu persatu disini.
kukira saat itu kamu sudah melihat sisi lain dariku, sisi dimana kamu melihat ketulusanku. aku bahkan sampai berpikir bahwa yang membalas pesan-pesanku selama ini bukan kamu, tetapi orang lain. aku benar-benar bahagia saat itu. tetapi semakin aku bahagia semakin besar pula rasa takutku. aku cemas kamu akan meninggalkan ku kembali seperti dulu, mengangkat ku tinggi kemudian menjatuhkanku dengan keras.
Walau sahabatku Adji pernah bilang :
Fakta membuktikan, 99% hal yang dicemaskan manusia itu tak akan pernah terjadi.
Tetapi sepertinya aku sedang sial, aku kedapatan 1% nya. hal yang aku cemaskan itu benar-benar terjadi, beberapa hari kemudian, kamu tiba-tiba sangat cuek padaku seperti sebelum-sebelumnya. aku kemudian menanyakan hal ini padamu, tetapi kamu jawab tak ada yang berubah darimu, kamu memang seperti itu, kalau di mediasosial memang cuek. Sebenarnya aku pengen bantah, kalau begitu yang kemaren-kemaren itu gimana? apa itu bukan kamu? apa itu orang lain yang balas?
Tetapi aku tidak mau, aku takut kamu mengira aku berharap sama kamu, ataupun gede rasa karena kamu.
Maka aku ngetes kamu, aku ngajak kamu jalan. dan sepertinya kamu benci itu, terbukti dengan reaksi yang bisa kamu rasakan sendiri. aku yang takut kehilanganmu segera minta maaf, tetapi sepertinya semua memang sudah ditakdirkan hancur. ibarat ketika gelas pecah dan disambungkan kembali dengan lem, masih ada partikel-partikel kecil yang tak dapat disambungkan yang membuat gelas itu tidak bisa digunakan lagi, karena air nya pasti keluar melalui celah kecil yang tak tertutupi tersebut.
Seperti kita yang berusaha menyambungkan gelas kisah kita dan mengisi nya dengan air memori, pada akhirnya air memori tersebut habis sedikit demi sedikit hingga tak bersisa, seperti kamu yang menganggap apa yang kita bicarakan saat itu hanya seperti air panas yang lama kelamaan akan dingin.

Sebelum aku pergi, jika ada orang yang masih "bilang-bilang kamu sehingga kamu malas" anggap saja itu sisa air yang masih tertinggal di gelas pecah tadi, lama-kelamaan akan hilang seiring waktu.

Kemudian, ingatlah percakapan apa saja yang kita bicarakan selama ini. Lampu? Ice Cream? Badut? Webtoon? Orange Marmalade? Curhatan kamu putus? Mimpi yang diterjemahkan oleh sahabatku? Cerita di blog? film Thailand?  Malam Minggu Miko? atau lebih lama lagi, MOS? SMANSA? Marching Band? Lagu Taylor Swift? Bruno Mars? Liga Futsal? Baju kemeja merah? Atau banyak lagi . .

Setelah itu kamu ingat lagi, apa saja yang kamu dan aku lakukan setelah satu tahun dua hari ini. Ketemu di lorong? Saling ejek? Saling menjauh? Aku yang salting kalau ketemu kamu? Kamu yang nggak pernah mau natap aku? Kita yang nggak pernah saling berbicara? Aku yang semangat liga futsal karena ngeliat kamu? Kamu yang selalu malas karena dibilang-bilang orang? Aku yang sok keren dan diandalkan kalau didepan kamu? Kamu yang selalu dijuluki teman-temanku "Angin"? Dan masih banyak lagi . .

Baiklah, sekarang aku pamit. tak ada kata yang dapat mewakilkan perasaanku saat ini. yang aku bisa katakan hanyalah terimakasih untuk selama ini, terimakasih atas segala kenangan yang kamu berikan padaku baik yang sedih maupun bahagia, terimakasih atas canda tawa senyum mu selama ini, aku menyayangi mu sampai kapanpun.





NB : Lirik lagu Endah n Rhesa - Untuk Dikenang


Ingat aku, saat kau lewati
Jalan ini, setapak berbatu
Kenang aku, bila kau dengarkan
Lagu ini, terlantun perlahan

Barisan puisi ini
Adalah yang aku punya
Mungkin akan kau lupakan
Atau untuk dikenang

Ingat aku, bila kau terasing
Dalam gelap, keramaian kota
Tulisan dariku ini
Mencoba mengabadikan
Mungkin akan kau lupakan
Atau untuk dikenang

[Intro]

Doakanlah aku malam ini
Sebelum kau mengarungi malam

Barisan puisi ini
Adalah yang aku punya
Mungkin akan kau lupakan
Atau untuk dikenang

Tulisan dariku ini
Mencoba mengabadikan
Mungkin akan kau lupakan
Atau untuk dikenang.. untuk dikenang..
Untuk dikenang..



Share this

Related Posts

Previous
Next Post »